Dorong Transformasi Digital Industri Pangan, LKPP Luncurkan GAPAI Katalog V6
Admin | 02 Oktober 2025 | Dibaca 109 kali |

Foto Bersama Usai Audiensi Mbizmarket bersama Ketua LKPP Sarah Sadiqa, di Jakarta.


BPBJ NEWS – Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) memperkenalkan program GAPAI Katalog V6 (Gerakan Akselerasi Pengadaan Pangan Inovatif melalui e-Katalog Versi 6). Program ini menjadi inisiatif akselerasi transformasi digital yang mendukung industri pangan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

 

Kepala LKPP Sarah Sadiqa menekankan pentingnya inovasi dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah. Menurutnya, inovasi harus terus dilakukan agar sistem pengadaan menjadi lebih adaptif, efektif, dan efisien, sekaligus mendukung program prioritas nasional secara cepat, tepat, transparan, dan akuntabel.

 

Pernyataan ini disampaikan dalam diskusi antara LKPP dan Mbizmarket di kantor LKPP, di Jakarta pada Selasa (30/09/2025). Pertemuan tersebut dihadiri oleh Kepala LKPP Sarah Sadiqa, Deputi Transformasi Pengadaan Digital LKPP Patria Susantosa, Sekretaris Utama LKPP RI Iwan Herniwan, Kabag Tata Usaha LKPP Dewi Sadtyaji, Analis Kebijakan Madya LKPP Devi Yanurida, serta jajaran manajemen Mbizmarket.

 

Menurut Patria Susantosa, GAPAI Katalog V6 merupakan inovasi penting untuk meningkatkan kinerja pengadaan nasional.

 

“Kami optimis, pertama, dalam jangka pendek hingga Oktober, pengembangan e-Katalog V6 akan terakselerasi dan terintegrasi dengan sistem pembayaran, sehingga Katalog V5 bisa ditutup sepenuhnya. Kedua, hal ini menunjukkan bahwa pengadaan memiliki peran strategis dalam mendukung prioritas pemerintah, khususnya di ekosistem industri pangan,” paparnya. 

 

Industri pangan memegang posisi sangat strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Sebagai sektor yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari petani, nelayan, pelaku UMKM, hingga konsumen rumah tangga. Industri pangan bukan hanya penopang kebutuhan dasar, tetapi juga menjadi mesin pertumbuhan. Sektor ini mampu mendorong penciptaan lapangan kerja, meningkatkan daya saing, dan membantu pengentasan kemiskinan.

 

Berdasarkan data BPS, nilai industri pangan terus meningkat dari tahun ke tahun, mencapai Rp 981 triliun pada 2024. Kontribusi sektor ini terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional juga signifikan, yaitu 38% dari industri pengolahan nonmigas atau sekitar 6,61% dari PDB nasional yang mencapai Rp16,97 kuadriliun. Dengan demikian, pengembangan sektor pangan menjadi prioritas strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

 

Digitalisasi pengadaan barang dan jasa pemerintah dari hulu ke hilir dalam ekosistem industri pangan sangat membantu percepatan, ketepatan, dan transparansi pengadaan. Mulai dari rantai pasok, Katalog V6 mempercepat dan memastikan akuntabilitas pengadaan pupuk, benih, pestisida, alat mesin pertanian, ternak, hingga program cetak sawah.

 

Di hilir, produk pangan hasil UMKM juga bisa terserap oleh kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah melalui pengadaan barang dan jasa berbasis APBN/APBD. Pada 2025, nilai belanja pengadaan sektor pangan tercatat Rp 54 triliun, namun baru terserap sekitar Rp 15 triliun atau 27% dari total anggaran.

 

Tanpa inovasi pengadaan seperti yang didorong oleh GAPAI Katalog V6, pelaksanaan pengadaan dalam sisa tahun anggaran 2025 akan sangat sulit dilakukan. Program ini akan mempercepat perubahan kebijakan Katalog Elektronik pasca Perpres 46/2025, memperkuat platform Katalog V6, infrastruktur digital, adopsi teknologi, serta konsolidasi sektor pangan.

 

Salah satu target utama adalah memperluas transaksi sektor pangan melalui Katalog V6 sekaligus meningkatkan jumlah pelaku usaha, khususnya UMKM, di sektor ini. Untuk mencapai hal tersebut, LKPP RI melibatkan lokapasar mitra sebagai bagian integral Katalog V6. Lokapasar berperan strategis dalam mempercepat partisipasi UMKM dan melatih mereka untuk berpartisipasi dalam belanja pemerintah berbasis katalog elektronik.

 

Salah satu lokapasar mitra LKPP dengan jaringan nasional terbesar, Mbizmarket, telah melibatkan lebih dari 50 ribu UMKM dan menayangkan produk serta jasa mereka yang dapat diakses untuk mendukung pengadaan barang dan jasa di seluruh Indonesia. Dari data transaksi, 56% belanja melalui lokapasar adalah produk makanan dan minuman hasil industri pangan. Selain itu, lokapasar juga menyediakan kategori pertanian, termasuk pupuk, benih, pestisida, alat pertanian, dan peternakan. Kolaborasi dan integrasi ini menjadi hal penting yang harus terus diperkuat.

 

BAGIKAN :



Berikan Komentar

Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin